Friday 14 November 2014

PENANAMAN SAYURAN DI PEKARANGAN DENGAN VERTIKULTUR

A. Pendahuluan Sayuran merupakan salah satu komoditi sebagai sumber bahan pangan yang bergizi, karena pada sayuran mengandung zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia sumber Vitamin A, B, C ,Protein dan mineral. Budidaya sayuran sangat mudah tergantung dari kemauan dan ketersedian lahan. Bisa di lahan sawah ,di kebun, di pekarangan bisa ditanam langsung atau dengan sistim tabulapot dan Sistim Vertikultur. Untuk masyarakat perkotaan yang pada umumnya memiliki lahan pekarangan sempit dan bahkan tidak memilikin lahan budidaya sayuran dengan sistim Vertikultur salah satu alternatif yang paling memungkinkan. Pengertian :
Pekarangan adalah lahan yang berada di sekitar rumah yang biasanya dibatasi dengan pagar yang pemanfaatnya sesuai dengan pemiliknya. Sayuran komersial adalah sayuran yang mempunyai nilai jual tinggi atau dapat dikomersilkan. Sistim vertikultur adalah penanaman secara bertingkat atau disusun secara vertikal. B. Model –model Vertikultur. .1. Cara sederhana.
Pot gantung dari bambu atau paralon. Pot-pot yang disusun pada sebuah tiang atau digantung pada batang-batang pohon Paralon plat yang ditempel di tembok pagar rumah.
2. Model sederhana yang dimodifikasikan
Dibangun rak model silang susun atau model anak tangga dari bambu atau paralon.
C. Jenis-jenis sayuran komersial yang ditanan dengan sistem Vertikultur.
Bayam cabut (Hijau,merah), slada (letus) Sawi (packcoy, Caisin, Kembang), Kailan, Bawang daun, Bawang merah, Sledri, Kucai, Kangkung darat, Paprika, Cabe rawit, Kubis.
D. Tehnik Budidaya. Yang perlu diperhatikan ,tanaman harus mendapatkan sinar matahari
1. Pesemaian. Benih sayuran yang harus disemai dahulu (Slada, sawi, kalian, sledri, kubis, cabai) Sayuran yang bisa ditaman langsung (Bayam cabut, kangkung darat bawang daun, kucai dan bawang merah. * Wadah semai Nampan dari plastik yang bawahnya dilubangi dahulu, wadah polibag, atau Trey. * Media semai berupa campuran pupuk Kandang dan pasir halus dengan perbandingan 2 : 1.
Tabur benih secara merata kemudian ditutup dengan pupuk kandang setebal 1 cm. Pesemaani ditaruh di tempat yang aman dari gangguan ternak dan diusahakan kena sinar matahari pagi 1-2 jam. Benih dibiarkan tumbuh 3 – 4 minggu setelah berdaun 4-5 helai.
2. Media tanam.. * Media tanam terdiri dari campuran pupuk kandang dengan sekam dengan perbandingan 2:1 atau 1:1
Media tanam dimasukkan kedalam wadah tanam yang sudah dipersiapkan setinggi 5 cm dari bibir wadah.
3. Penanaman
Sebelum tanam media tanam disiram terlebih dahulu Penanaman sebaiknya sore hari. Bibit yang ditanam yang berdaun 4-5 . Jarak tanam untuk slada, sawi, sledri dan kucai 20 cm, bawang merah, kangkung darat 10-15 cm, Kailan, kubis 40 cm, cabe paprika 30 cm. Sedangkan bayam cabut benih ditanam langsung disebar merata.
4. Pemeliharaan a.Penyulaman
Penyulaman segera dilakukan bila ada tanaman yang mati ,Penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam.
b.Penyiangan *Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma dan sambil mengemburkan tanah. c. Penyiraman. * Penyiraman dilakukan pagi dan sore disesuaikan dengan kondisi cuaca. d. Pemupukan. * untuk sayuran daun pupuk yang digunakan pupuk organik ( EM4, Organik Cair) a.UntuK sayuran daun( sawi, bayam, cabut, selada, sledri, kucai, bawang daun dipergunakan pupuk organik EM4.
-4 tutup botol EM4 dicampur 10 liter air, disiram 250 cc pertanaman sampai seminggu menjelang panen. Untuk jenis sayuran berbuah; cabe rawit, paprika, bawang merah, Selain disiram dengan larurat EM4 juga dipupuk dengan NPK dengan dosis satu genggam NPK dilarutkan di 10 liter air, diberikan 250 ml/tanaman setiap 2 minggu sekali sampai menjelang panen.
E. Pengendalian Hama Penyakit.. * Hama yang sering mengganggu Thrips, Kutu kebul, pengendalian fisik dengan perawatan tanaman setiap hari . *Penyakit yang sering mengganggu Cendawan, bakteri dan Virus. Pemberantasan dengan Zat kimia sedapat mungking dihindari.
F. Panen. Waktu dan saat panen untuk masing-masing jenis sayuran berbeda-beda :
Bayam, slada, sawi, kangkung darat umur 20-30 hari setelah tanam, dengan cara dicabut, dipotong dengan pisau. Kailan, pemanenan dilakukan pada umur -40 hari dengan cara dipangkas dan akan tumbuh tunas-tunas muda dan bisa dipanen berkali-kali sampai berumur 6 bulan. Sledri dipanen umur 8 minggu, beberapa helai sesuai kebutuhan bisa bertahun-tahun.
sumber: (Hj. Nurlaela SP/Penyuluh Kota Mataram)

Friday 26 September 2014

MEMANFAATKAN PEKARANGAN RUMAH KITA

Pekarangan adalah sebidang tanah yang berada disekitar rumah yang digunakan untuk tempat bermain anak-anak, untuk acara keluarga dan acara keakraban, serta ditanamai dengan berbagai jenis tumbuhan dan tanaman serta tempat pemeliharaan berbagai jenis ternak dan ikan.
Tujuan dari pemanfaatan pekarangan adalah untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga, menumbuhkan kesadaran keluarga agar mengenali dan mengetahui sumber-sumber pangan yang ada disekitar kita, menumbuhkan kesadaran keluarga agar mau dan mampu memanfaatkan bahan pekarangan menjadi sumber pangan dan gizi keluarga.
Kegiatan pemanfaatan pekarangan sudah sejak lama dilaksanakan, bukan saja sebagai penyedia bahan makanan yang beraneka ragam akan tetapi juga dapat berfungsi sebagai tambahan penghasilan keluarga/tabungan keluarga Dari hasil pengamatan selama ini, tenyata belum semua pekarangan dimanfaatkan secara baik, karena:
Lahan pekarangan hanya ditanami dengan beberapa komoditi saja, sedangkan ternak dan ikan belum dipelihara, padahal potensinya cukup tinggi. Petani belum dapat merancang pola tanam pekarangan dengan baik sehingga sering mengalami kekurangan bahan makanan seperti sayuran, buah-buahan dan umbi-umbian akibatnya menu keluarga kurang bervariasi, cenderung tidak seimbang dan hanya memenuhi sumber karbohidrat saja. Petani belum terbiasa membatasi pekarangan dengan pagar hidup yang dapat berfungsi sebagai sayuran (sumber vitamin A). Setelah panen petani tidak menanam lagi, dengan alasan sulit mencari bibit/benih sayuran karena mereka belum mampu menghasilkan bibit/benih yang baik dan bermutu.
Manfaat pekarangan
Pekarangan kalau ditanami dengan berbagai jenis tanaman dan tumbuhan serta pemeliharaan ternak dan ikan sangat banyak manfaatnya karena pekarangan dapat menghasilkan berbagai bahan pangan yang bergizi tinggi, seperti sayuran, buah-buahan, ternak kecil, unggas dan ikan, disamping itu kalau pekarangan diusahakan dengan baik dapat sebagai sumber pendapatan/tabungan keluarga karena hasil pekarangan bukan hanya untuk dikomsumsi tetapi juga dapat dijual sebagai sumber pendapatan keluarga dan kalau ditata dengan baik dapat sebagai penambah keindahan rumah.
Pada dasarnya memanfaatkan pekarangan adalah pekerjaan yang mudah dan menyenangkan karena :
Semua anggota keluarga dapat membantu mengelola pekarangan. Pengaturan tanaman di pekarangan merupakan kegiatan yang tidak sulit karena bibit/benih sayuran, buah-buahan dan ternak dapat disediakan di pekarangan. Dengan pergiliran tanaman yang baik, bahan makanan dapat dihasilkan secara terus menerus dengan jenis yang beranekaragam. Kotoran ternak dengan memperhatikan kebersihannya dan kesehatannya dapat digunakan sebagai pupuk tanaman dan sisa tanaman dapat digunakan sebagai makanan ternak dan ikan. Pengaturan tanaman di pekarangan dapat menambah keindahan rumah sekaligus memperbaiki lingkungan hidup.
Budidaya tanaman sayuran di pekarangan
Pengolahan tanah dilakukan dengan kedalaman ± 15 cm. Tanah dihaluskan dan diratakan. Bedengan dibuat dengan lebar 80 - 100 cm dan panjang disesuaikan dengan lahan pekarangan yang ada. Bibit/benih ditanam dengan jarak tanam 10 x 10 cm² atau 15 x 15 cm² ( jarak tanam disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam). Pemeliharaan tanaman perlu dilaksanakan seperti penyiraman, penyiangan (dengan mencabut atau membuang tanaman pengganggu atau gulma). Berikan pupuk kandang atau kompos pada tanaman dan kalau ada hama dan penyakit yang menyerang gunakan bahan alami (non kimia) agar sayuran kita bebas dari pestisida (sayuran organik). Jenis tanaman yang ditanam di pekarangan sebaiknya diatur secara bergiliran. Pergiliran tanaman disesuaikan dengan musim. Petiklah/panenlah tanaman sesuai dengan umurnya. Untuk tanaman sayuran dapat dipanen setelah berumur 20 - 60 hari.
Referensi : Kenali Potensi Sumber Pangan Disekitar Kita. Pusat Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan

MENGELOLA LINGKUNGAN DARI PEKARANGAN

Sejumlah pasangan suami istri mempunyai persamaan dalam latar belakang sekolah, hobi dan mimpi dalam membangun rumah. Dengan rumah berukuran terbatas mereka hanya menanam beberapa tanaman pelindung dan tanaman hias di pekarangan mengingat sempitnya lahan pekarangan. Setelah mempunyai peluang untuk memiliki lahan yang relatif lebih luas mereka dapat dibangun menjadi rumah dengan pekarangan yang cukup memadai. Biasanya lahan yang luas itu berada di luar kompleks perumahan.
Lahan dengan luas panjang 60 m dan lebar 23 m menghadap ke timur mulai ditata ruangnya untuk bakal rumah kami. Belum terbayangkan kapan rumah itu selesai. Yang jelas penataan dan pematangan ruang memakan waktu sekitar 5 tahun. Kenapa perlu ditata dan dimatangkan? Alasan pertama adalah bahwa lahan itu adalah lahan rawa dangkal yang mengalami masa tergenang sekitar bulan-bulan bujan yakni November hingga Februari.
Penataan ruang dan pematangan tanah akan ditulis terpisah. Selanjutnya pembuatan sketsa calon rumah yang diteruskan dengan pembangunan pondasi bangunan disajikan ke dalam bagian lain. Penataan halaman dengan penanaman pohon pelindung dan pohon buah disajikan kedalam bagian terpisah. Demikian juga pembuatan air serbaguna (aquajib) dan pembuatan pupuk cair, pengelolaan kolam ikan, sarana interaksi sosial dan sebagainya.
Dengan berbagai keterbatasan yang kita miliki, bukan berarti kita tidak dapat berpartisipasi dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup. dimulai dari pekarangan rumah, banyak hal yang didapat kita lakukan untuk mengelola lingkungan disekitar kita.
* Konservasi Air isu kelangkaan air bersih sudah menjadi perbincangan di tingkat nasional dan internasional dalam beberapa tahun terakhir ini, untuk membantu mengurangi permasalahn ini manfaatkan pekarangan rumah kita untuk mengkonservasi air, dengan membuat parit/areal/sumur/lubang resapan.
* Pengelolaan Limbah Domestik
Masalah pengelolaan limbah domestik adalah merupakan salah satu masalah prioritas di lingkungan perkotaan. Pengelolaan limbah domestik yang tidak memadai akanmenyebabkan pencemaran air tanah, pencemaran udara, bau, meningkatkan masalah kesehatan dan higinitas, berkontribusi terhadap isu perubahan iklim. Untuk itu manfaatkan pekarangan rumah kita untuk mengelola limbah domestik dengan mengolah limbah organik menjadi kompos, pupuk cair dan bioaktivator.
Cara Membuat Kompos
Buat lubang galian ditanah sedalam 50-100 cm. Beri jarak dari sumur minimal 10 m agar tidak mencemari air sumur. Masukkan sampah organik yang sudah ditiriskan dan dipotong-potong kedalam lubang, tutup dengan lapisan tipis tanah untuk mencegah bau dan membantu proses pengomposan. Jika ada dapat ditambahkan kotoran binatang (ayam, burung atau kambing), lakukan berulang sampai lubang penuh, tutup rata dengan tanah, tunggu sekitar 3 bulan, galikembali dan diangin-anginkan. Kompos siap digunakan atau disimpan dan lubang dapat digunakan kembali.
Cara Membuat Pupuk Cair
Cincang sampah hijau seperti sisa sayuran, sayuran basi, dsb. Masukkan kedalam kantong/karung plastik ukuran 60x90 cm yang telah diberi beberapa lubang ukuran 1 cm. ikat kantong/karung plastik. Campur 1/2 L air bekas cucian beras, 1/2 L EM4, 1/4 kg gula merah yang sudah dilarutkan, kedalam tong plastik. Masukkan kantong\karung plastik berisi sampah hijau kedalam tong plastik dan tambahkan 10 L air tanah. Tutup rapat biarkan selama 21 hari (3minggu). Setelah tiga minggu, angkat kantong/karung plastik berisi sampah tersebut dan tiriskan. Sampah itu tidak berbau dan kelihatan menyusut. sampah dari dalam plastik menjadi pupuk padat, sdangkan air dalam tong menjadi pupuk cair.
* Penghijauan
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan bercocok tanam dipekarangan rumah kita, selain pekarangan lebih asri dan cantik, kualitas lingkungan disekitar rumah akan lebih baik. karena selain menghasilkan oksigen, tanaman juga dapat menyerap CO2, menyaring debu, menyerap kelebihan air, menjaga kestabilan tanah, habitat bagi fauna, meredam kebisingan, mengurangi kekuatan angin, serta fungsi-fungsi lainnya. Berbagai jenis tanaman dapat ditanam dipekarangan rumah kita :
Tanaman keras/ pohon pelindung :
Dilihat dari aspek ekologis, pohon pelindung memberi dampak lebih besar terhadap perbaikan kualitas lingkungan. Sebagai gambaran, sebuah pohon pelindung ukuran besar dapat menyediakan oksigen untuk 2 orang dewasa jenis tanaman keras adalah tanaman buah, tanaman bunga dan tanaman kayu.
Tanaman hias : Tidak saja menutupi permukaan dan menjaga kesuburan tanah, namun tanaman hias dapat meningkatkan kualitas hidup, karena bentuknya yang indah serta aromanya yang harum akan menyegarkan indra. Selain itu tanaman hiuas mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Tanaman obat dan bumbu dapur : Tidak saja menutupi permukaan dan menjaga kesuburan tanah, namun tanaman hias dapat meningkatkan kualitas hidup, karena bentuknya yang indah serta aromanya yang harum akan menyegarkan indra. saelain itu tanaman hias mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Jenis tanaman ini bisa langsung dikonsumsi keluarga untuk menjaga kesehatan maupaun dibudidaya untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Contoh : Jahe (Zibinger officinale roscoe) untuk pengobatan flu dan pilek, mencegah mual, mabuk, migren, kembung, menurunkan tekanan darah: Bawang Putih (Allium sativum l.) adalah sumber anti oksidan untuk membantu menutup luka, menurunkan tekanan daeah, menyeimbangkan gula darah, jus bawang putih untuk asma, batuk serak: sambiloto (Andrographis paniculata) untuk antiradang, jerawat, hepatitis, kencing manis, bronkhitis, keputuhan, demam dan influenza.
Tanaman buah dan lalapan :
Banyak jenis tanaman buah yang merupakan pohon pelindung, seperti pohon mangga, rambutan, jambu, dll. Jenis tanaman ini bermanfaat secara ekologis dan dapat dikonsumsi oleh keluarga atau dijual untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Sedangkan jenis lalapan selain untuk dikonsumsi sehari-hari ternyata memiliki khasiat, seperti Ketimun (Cucumis sativus) untuk menurunkan tekanan darah, sariawan, mengobati jerawat dll : Delima merah (Punica granatum)ckulit untuk mengobati diare, kulit akarnya untuk mengobati cacingan: jus buah untuk penyakit jantung dan meluruhkan lemak. Jika lahan terbaras, maka tanaman tersebut dapat ditanam secara verticultur atau didalam pot atau barang-barang bekas yang dimanfaatkan sebagai pot (mis: ember, kaleng, kemasan plastik bekas dll). Syarat yang harus dipenuhi adalah pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan ketinggian tempat, pemupukan yang efektif, pemilihan bibit tanaman, media tanam dan pot serta pengendalian huma dan penyakit tanaman.
Tehnik Bertanam Vertikultur
Verticulture berasal dari kata vertical dan culture, yaitu budidaya tanaman secara vertikal. Cara bertanam bisa dengan rak-rak bertali. Rak ini bisa diletakkan di teras maupun digantung. Jika dengan cara bertanam konvensional 1 m hanya dapat menanam 20 tanaman atau bahkan lebih. Cara bertanam seperti ini sangat cocok diterapkan dilahan sempit dan rawan banjir, karena mudah dipindahkan. Berbagai tanaman dapat ditanam dengan cara ini, mulai dari tanaman sayur, tanaman obat, maupun tanaman bunga. Bisa juga dikombinasi agar "kebun mini" ini semakin kaya variasi.
* Sarana Interaksi Sosial
Pekarangan yang bersih dan asri merupakan tempat yang nyaman untuk melakukan interaksi sosial, baik dengan keluarga maupun dengan teman, tetangga dan kerabat. Dengan susana yang nyaman, diskusi informasi bisa berkembang menjadi kegiatan produktif. Tukar menukar berbagai informasi, terutama seputar isu pengelolaan limbah domestik, penghijauan dan konservasi air dapat dilakukan dipengarangan rumah dan langsung dipraktekan. Bahkan seringkali ruang terbuka menjadi pilihan untuk menyelenggarakan pertemuan/pelatihan/sarasehan.
Memanfaatkan pekarangan rumah sebagai tempat sarana interaksi sosial tidak saja lingkungan sekitar rumah kita menjadi asri, kita pun menjadi semakin akrab dengan tetangga, para kerabat dan juga produktif.
sumber : KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP dan Rahim (2011).